dalam Mukhoyyam Qur'an Akhwat Nasional 4
Judul besar ini penuh harapan dan husnuzhon yang tinggi. Maka tugas kita kemudian adalah perkuat harapan dan wujudkan husnuzhon tersebut, jangan sampai kita sebagai haamilal Qur’an dikecewakan oleh kondisi-kondisi yang kita alami.
“wa laqod yassarnal Qur’aan”: Allah akan memudahkan perjalanan kita dalam membersamainya (menghafal, mengajarkan, ‘membumikan’), sebab Allah sendiri yang jamin kemudahannya..
*hendaknya sebagai penghafal Qur’an nan aktifis dakwah, kita telah selesai dari memotivasi diri sendiri (sebab hal itu telah ada lama dalam diri kita) -> ‘husnuzhon’ tema besar MQN4
*dgn Qur’an, kita akan mengalami Tarbiyah imaniyah, tarbiyah ‘ilmiyah, & tarbiyah da’wiyah.. :guna mewujudkan mukmin utrujah. Dimanapun qt bisa menghidupkan ruh-ruh Qur’an.
*hendaknya kita sudah selesai dan lama beranjak dari memotivasi diri dalam membersamai Qur’an (menghafal, menjaga hafalan, tadabur, kuantitas tilawah diluar standar, dll) yang kita pikirkan kini adalah bagaimana masyarakat sekitar kita bisa merasakan kenikmatan yang sama dengan kita, ;nikmat hidup dibersamai oleh ruh-ruh Qur’an.
*sebagai da’iyah penghafal Qur’an, hendaknya qt telah selesai dengan permasalahan-permasalahan nafsiyyah kita dqlam menghafal qur’an. Azzamkan: “wa laa tamutunna illaa wa antunna haafizhaat”
*hidupkan selalu sinyal-sinyal kita dalam membersamai Qur’an:
Sinyal 1: apabila kebaikan membahagiakannya, dan keburukan menyedihkannya maka ia mukmin. (Bukan istiqomah yg berat. Yg berat-mendukakan,menyedihkan,m
Sinyal 2: iman kpd yaumul akhir. Khawatir mendalam diri kita mendapat kerugian yg luar biasa bila meninggalkan Qur’an.
Sinyal 3: sinyal dakwah: dakwah, hakikatnya adalah ishlahul ummah (memperbaiki ummat)
tujuan diturunkannya Qur’an. Tujuan kita menghafalnya sebagai ruh pergerakkan.
Semangat ishlahul ummah in sya Allah mampu membuat kita mengenyahkan halang rintang kita akan keraguan mampu menghafal 30 juz; sebab kondisi ummat amat menyesakkan dada, dan kesesakkan itu bisa kita minimalisir dengan mengambil peran memperbaikinya; dengan kita mengambil energi dari langit dan kekuatan terbesar berupa nikmat membersamai Qur’an. Cara terefektif membuat kita senantiasa bersama Qur’an dan mendapat kekuatan darinya tidak lain adalah ‘mengabadikannya dalam diri kita’ (menghafalnya).
*ishlahul ummah: yg membuat amal kita lebih lama usianya dari usia hidup kita. Setelah kita mati, & terputusnya kemampuan beramal, amal semasa hidup kpd masyarakat terus mengalir..
*Gaza: contoh suksesnya dgn Qur’an mengatasi problem pembinaan ummat.
*al Qur’an yang kita hafal in sya Allah membuat kita menyatu dengan apa yg ada di langit dan bumi.
*orang yang menghafal Qur’an berarti orang yang selalu mendekat ke Allah.
Taujih al Hafizh Ust Ahmad Muzammil MF
*Tujuan hidup kita sehari-hari hendaknya diwarnai dgn Qur’an
*jangan sampai kita berada tidak jauh dari lingkungan Qur’an, menyerap wangi hidangan Qur’an, tapi tidak qt manfaatkan hidangan dihadapan qt itu. Ibarat seorang yang mati di lumbung padi.
*mengilmui ilmu tahsin tilawah adalah tentang mengQur’ankan Indonesia. Karena mustahil seseorang dapat menikmati bacaan qur’annya jika ia salah dalam pelafalan tahsin tilawah. Maka mengilmuinya, mengajarkannya kepada masyarakat, adalah cara kita membuat masyarakat menikmati Qur’an, menikmati membaca Qur’an, menikmati saat berdekat-dekat dengan Qur’anishlahul ummahislam rahmatan lil ‘alamin
*sebagai akhwat, semangatilah diri dalam menghafal Quran
, guna mewujudkan niat membentuk generasi Qur’ani..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar